Pemberdayaan Rintisan Desa Wisata Berbasis Pendampingan: Desa Ngembe, Beji, Pasuruan
Abstract
Desa Ngembe memiliki potensi wisata alam berupa wisata Grojokan Limo, namun pandemi covid-19 membuat kunjungan ke Grojokan Limo turun drastic, bahkan mendekati nihil dan fasilitas yang ada pun rusak serta terbengkalai. Selain wisata, kegiatan PKK juga kurang memiliki gereget, seperti pelaksanaan posyandu, senam lansia, dan pengelolaan lahan Tanaman Obat Keluarga (Toga) yang dikelola oleh masyarakat setempat terbengkelai. Untuk mengatassi kendala tersebut, program pengabdian kepada masyarakat berbasis pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini menyasar meningkatkan kunjungan ke Grojokan Limo serta optimalisasi pemberdayaan Toga dengan membuat produk inovatif dari hasil tanaman Toga. Metode yang dilakukan adalah menggelar event HUT dan edukasi pembuatan produk inovatif Jajeldot kepada ibu-ibu desa Ngembe. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah objek wisata Grojokan Limo menjadi dikenal kembali oleh wisatawan peningkatan keberdayaan PKK untuk menggelar kegiatan kemasyarakatan meningkat. Sementara, keterampilan ibu-ibu untuk membuat produk inovatif berbahan dasar tanaman Toga juga naik.
References
[2] R. N. S. Wisnujati, “ANALISIS METODE PEMBERDAYAAN WANITA DI PROPINSI JAWA TIMUR,” Ekuitas, no. 49, pp. 1–16, 2003.
[3] E. Sukmana, H. Brahmantyo, and T. Hira, “Analisis Potensi Wisata Berbasis Budaya dengan Pendekatan Community Based Tourism (CBT) di Desa Budaya Lung Anai, Kutai Kartanegara,” Edutourism J. Tour. Res., vol. 1, no. (1), pp. 1–11, 2019, doi: https://doi.org/10.46964/jtr..v1i2.232.
[4] M. Yadisaputra and S. Palupi, “Aware of Tourism? Is it important to apply it to the community in Batulayang Tourism Village - Bogor Regency? [Sadar Wisata? Apakah penting penerapannya pada masyarakat di Desa Wisata Batulayang –Kabupaten Bogor],” Proceeding Community Dev., vol. 2, p. 682, 2019, doi: 10.30874/comdev.2018.415.
[5] N. Zaman et al., Inovasi Produk Pertanian, 1st ed., no. November. Medan: Yayasan Kita Menulis, 2021.
[6] Rianto et al., “Kebijakan Publik Desa Wisata Solusi Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19 untuk Mendukung Ekonomi Pertahanan,” J. Inov. Penelit., vol. 2, no. October, pp. 1441–1450, 2021, doi: 10.47492/jip.v2i5.921.
[7] E. Tohani, I. Prasetyo, R. Suharta, and L. Wibawa, “PENINGKATAN KEMAMPUAN KELOMPOK SADAR WISATA ( POKDARWIS) DALAM MENGELOLA WISATA KAWASAN KARST,” J. Penelit. Ilmu Pendidik., vol. 11, no. March, pp. 1–10, 2018.
[8] I. Meirina, Pasaribu, and D. Fitri, “Implementation of " Sapta Pesona " at Arta Indah Beach of Sungai Limau District Padang Pariaman Jurnal Sains Terapan Pariwisata Implementation of ‘ Sapta Pesona ’ at Arta Indah Beach of Sungai Limau District Padang Pariaman,” J. Sains Terap. Pariwisata, vol. 2, no. April, pp. 103–110, 2017.
[9] M. G. Saragih, E. D. Surya, and M. B, Kajian dasar pariwisata, 1st ed. Medan: Penerbit Andalan, 2021.
[10] A. D. Anggraini, “Ide Pengembangan Wisata Desa Mantang Lama,” 2021.
[11] G. A. F. Rizki, “DESA WISATA TINALAH MERCUSUAR INDONESIA Pengembangan Desa Wisata untuk Kemandirian Bangsa,” 2021, no. March, pp. 1–4.
[12] S. Suharsono, A. Y. A. Nugroho, and A. Harrison, “Strategi Pengelolaan Destinasi Pariwisata Berbasis Komunitas Pasca Pandemi Covid19,” in Prosiding SENAPENMAS, 2021, pp. 1371–1384, doi: 10.24912/psenapenmas.v0i0.15208.
Copyright (c) 2022 Nur Abadiyah, Niko Fediyanto, Zamruda Rahma, Febrina Shanti Nurrachma, Silvia Gita Safitri
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.