Vol. 3 (2022): Proceedings of the 1st SENARA 2022
Articles

Semi Refine Carrageenan from Seaweed Eucheuma cottonii Various Regional Origins Through Extraction of Various Alkalis: Semi Refine Karagenan dari Rumput Laut Eucheuma cottonii Berbagai Asal Daerah Melalui Ekstraksi Berbagai Alkali

Lukman Hudi
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Hesti Ayu
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Rahma Utami Budiandari
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Published July 18, 2022
Keywords
  • semi karagenan,
  • ekstraksi alkali,
  • E. Cottoni
How to Cite
Hudi, L., Ayu , H., & Budiandari , R. U. (2022). Semi Refine Carrageenan from Seaweed Eucheuma cottonii Various Regional Origins Through Extraction of Various Alkalis: Semi Refine Karagenan dari Rumput Laut Eucheuma cottonii Berbagai Asal Daerah Melalui Ekstraksi Berbagai Alkali. Procedia of Social Sciences and Humanities, 3, 1166-1172. https://doi.org/10.21070/pssh.v3i.245

Abstract

Eucheuma cottonii merupakan salah satu spesies ganggang merah penghasil karagenan yang banyak dijumpai di perairan Indonesia. Produksi karagenan saat ini kebanyakan menghasilkan semirefine carrageenan (SCR) yang terbentuk chips atau tepung sebelum mendapatkan refine carrageenan. Oleh karena itu pada penelitian ini berupaya untuk menghasilkan refine carragenan yang dilakukan melalui proses ekstraksi berbagai  alkali. Desain Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK)  factorial yang diulang sebanyak tiga kali. Faktor pertama adalah asal daerah rumput laut ada 3 macam yaitu Ambon, Bali, Sumbawa. Faktor kedua adalah jenis larutan alkali terdiri dari 3 macam yaitu KOH 8%, KOH 5% + KCl 4%, NaoH 5% + KCl 8%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik pada konsentrasi KOH 5% + KCL 4% dan rumput laut yang berasal dari Sumbawa  menghasilkan rendemen 14,00 %, viskositas 71,30 cp, Kekuatan gel 67,00 g.cm-2 Hasil analisa akhir memperlihatkan perbedaan alkali dan rumput laut dari berbagai asal daerah berpengaruh terhadap kadar air, rendemen, viskositas, dan pengujian organoleptik.

References

[1] Mulyati, H. and Geldermann, J. (2017) ‘Managing risks in the Indonesian seaweed supply chain’, Clean Technologies and Environmental Policy, 19(1), pp. 175–189. doi: 10.1007/s10098-016-1219-7.
[2] Winarno. 1996. Teknologi pengolahan rumput laut. Pustaka sinar harapan, Jakarta
[3] Anonim . 2014. Pengertian Rumput Laut, dalam .www.google.com.

[4] Wang, L. et al. 2017. ‘Impact of alkali pretreatment on yield, physico-chemical and gelling properties of high quality agar from Gracilaria tenuistipitata’, Food Hydrocolloids, 70, pp. 356–362. doi: 10.1016/J.FOODHYD.2016.11.042.
[5] Sentosa. 2003. potensi sumber daya hayati dan budidaya rumput laut. www.google.com
[6] Doty. 1987 dalam Anggadiredjo.2008. klasifikasi rumput laut. www.bloger.com
[7] Sulasrti. 2015. Alkali Treated Cottonii. www.blogger.com,
[8] Destantina, & Sperisa. jurnal Mekanisme Proses Tahap Ekstraksi Karagenan dari E.Cottonii Menggunakan Pelarut Alkali. J Agritech, Vol.32,No.4, November 2012.
[9] Towle, 1973. Industri karageenan. Academic Pres. London, 83-114 p.
[10] Saputra, R. 2012, Skripsi Pengaruh Konsentrasi Alkali Terhadap Viskositas Dan Kekuatan Gel Semi Refine Carageenan.Universitas Hasanudin Makasar.
[11] Mustamin, 2012.Studi Pengaruh Konsentrasi KOH Dan Lama Ekstraksi Terhadap Karakteristik Karageenan Dari Rumput Laut (Eucheuma Cottonii). Universitas Hasnudin Makasar
[12] Setyaningsih, Dwi, et al., 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. IPB PRESS : Bogor.